Sementara banyak bahan kimia di tempat kerja mungkin tampak tidak berbahaya, beberapa di antaranya dapat menimbulkan bahaya yang signifikan. Mengetahui mana yang berbahaya dan bagaimana menangani bahan kimia berbahaya dengan benar dapat membantu mencegah cedera dan efek merugikan yang kronis. Di sini kita melihat 10 bahan kimia paling berbahaya di tempat kerja, yaitu arsenik, timbal, benzena, kromium, toluena, kadmium, zinc, merkuri, pestisida, dan limbah elektronik.

Bahan kimia berbahaya adalah segala jenis zat yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada organisme hidup, termasuk manusia, dan lingkungan pada umumnya. Berbagai negara dan yurisdiksi memiliki peraturan khusus dan klasifikasi bahan kimia berbahaya. Meskipun ini tidak berbeda secara signifikan, ada beberapa perbedaan kecil dan kasus khusus. Di Inggris, misalnya, bahan kimia berbahaya dikelompokkan ke dalam kategori berikut, yaitu peledak, mengoksidasi, mudah terbakar, beracun, berbahaya, korosif, mengiritasi, dan berbahaya bagi lingkungan. Zat yang dikendalikan juga diklasifikasikan sebagai berbahaya, meskipun dengan berbagai tingkat bahaya. Demikian pula, obat-obatan, seperti antibiotik, bisa berbahaya tanpa resep yang tepat.

IP memang terkadang menjadi tolak ukur mahasiswa dalam proses belajarnya selama duduk di bangku perkuliahan. Tidak jarang beberapa mahasiswa menjadi murung karena mendapatkan nilai IP yang kurang bagus bahkan turun daripada IP pada semester sebelumnya. Bagaimana menangani hal seperti ini, berikut adalah beberapa solusinya:

1. Jangan Terlalu Keras Pada Diri Sendiri
2. Kenali Gaya Belajarmu
3. Minta Bantuan
4. Jadikan Motivasi
5. Belajar Menerima Kegagalan

Bilangan oktan atau yang juga disebut dengan Research Octane Number (RON) akan menunjukan nilai kualitas dari bahan bakar. Semakin tinggi angka oktan maka akan semakin tinggi tekanan pada mesin dan semakin rendah ketukan pada ruang pembakaran.

Itulah mengapa pentingnya memilih RON bensin yang sesuai dengan kompresi mesin.

Dalam dunia pertanian, terdapat beberapa parameter yang dapat mempengaruhi laju pelepasan pestisida pada permukaan tanaman maupun tanah, takni pH, medah listrik, dan medan magnet.

Pada awalnya, pengendalian laju pelepasan pestisida berdasarkan pH (pH-controlled pesticides) hanya spesifik pH asam maupun basa saja, sehingga aplikasi skala besarnya pun terbatas.

Namun, kini pengendalian laju pelepasan pestisida dapat dilakukan pada seluruh rentang pH, baik asam maupun basa, secara simultan.

Dengan menggunakan kendaraan listrik, kita turut membantu perlambatan dalam global warming.

Tetapi kita memang masih perlu memperhatikan dan mengkaji lebih dalam terkait penggunaan kendaraan listrik seperti asal sumber energi listrik tersebut, limbah baterai jika masa pakai sudah habis, dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan kita sehari - hari tentu tidak lepas dari yang namanya listrik. Banyak peralatan elektronik yang membantu pekerjaan manusia sehari - harinya. Namun apa jadinya jika hidup kita ini tanpa adanya listrik ?

Berikut adalah beberapa hal yang terjadi jika hidup tanpa listrik:

1. Seluruh Akses Komunikasi Terputus, tentu saja bisa dipastikan akses komunikasi tidak akan berjalan lancar.
2. Kemacetan Parah di Jalan Raya, tanpa adanya rambu lalu lintas yang mengatur transportasi darat, laut, maupun udara maka akan berantakan dan menyebabkan kemacetan.
3. Air Bersih Tidak Mengalir, untuk mengalirkan air bersih melalui pipa - pipa yang tertanam di bawah tanah ke setiap rumah pasti membutuhkan listrik.
4. Gedung Perkantoran Berhenti Beroperasi, tanpa listrik rumah termasuk gedung perkantoran akan gelap gulita dan tidak bisa beroperasi dengan baik karena tidak ada pasokan listrik.

Banyak dari mahasiswa mengira penentu IP mata kuliah yang diambil ini berasal dari UTS dan UAS yang diadakan oleh dosen ketika pembelajaran kuliah. Namun, ternyata bukan hanya UTS dan UAS saja. Ini nih beberapa penentu IP mata kuliah.

1. Kuis
2. Tugas
3. Class Project
4. Praktikum
5. Presentasi
6. Absensi
7. Partisipasi di Kelas

Distilasi atau penyulingan adalah proses pemisahan komponen atau zat dari campuran air dengan menggunakan pendidihan selektif dan kondensasi (pengembunan).

Jenis - jenis distilasi adalah sebagai berikut:

1. Distilasi Sederhana, untuk memisahkan dua cairan dengan titik didih yang berbeda secara signifikan.
2. Distilasi Uap, untuk memisahkan kandungan yang peka panas yang titik didihnya mencapai 200℃.
3. Distilasi Fraksional, untuk memisahkan cairan yang titik didihnya berdekatan (perbedaan kurang dari 200℃) dengan pemanasan secara bertahap dari rendah ke tinggi.
4. Distilasi Vakum, untuk memisahkan senyawa yang tidak stabil yang bisa terurai sebelum mencapai titik didihnya atau campuran yang titik didihnya di atas 150℃.

Bilangan oktan atau yang juga disebut dengan Research Octane Number (RON) akan menunjukan nilai kualitas dari bahan bakar. Bahan bakar yang efisien akan mengakibatkan knocking yang kecil. Proses pembakaran yang dihasilkan juga semakin sempurna.

Berikut adalah beberapa nilaik oktan dari jenis BBM di Indonesia:

1. Premium: nilai oktan 88
2. Pertamax: nilai oktan 92
3. Pertamax Plus: nilai oktan 95